Selamat datang di blog Puisi-Puisi Indonesia. Anda bisa ikut berpartisipasi dengan mengirimkan karya puisi, cerpen, artikel dan essai sastra beserta biodata dan foto diri Anda melalui email kami di izza.alqassam@gmail.com atau addin.shaumi@gmail.com. Mari kita dokumentasikan karya puisi kita untuk kita kita apresiasi guna memajukan sastra dan budaya Indonesia. Terima kasih.

Rabu, 07 September 2011

PANORAMA

Karya : Dianing Widya Yudhistira

Kulautkan tawa air mata
Mengenang rindu di antara kehampaan
Mengalir melewati parit-parit kealpaan
Memintalku dalam keindahan dosa

Kegaduhan percakapan burung luruh
Demikian nyanyian serigala tanggalkan kenangan
Rangkaian malam sisakan wajah bulan separuh
Sungguh aku merindu perjumpaan

Batang, 1996

Keterangan : diambil dari Antologi Puisi "Kepodang 4" terbitan Taman Budaya Surakarta (1996)

Biodata Penyair :
Dianing Widya Yudistira
DIANING WIDYA YUDHISTIRA, lahir di Batang 6 April 1974. Menulis puisi, cerpen dan resensi buku, mulai tahun 1992. Dipublikasikan ke berbagai media antara lain Republika, Media Indonesia, Koran Tempo, The Jakarta Post, Nova, Horison (Jakarta), Wawasan, Cempaka, Suara Merdeka (Semarang), Memorandum, Jawa Pos (Surabaya), Pikiran Rakyat (Bandung), Waspada (Medan), Serambi Indonesia (Banda Aceh), Suara Nusa (Nusa Tenggara Barat), Bali Pos (Denpasar), Majalah GEN dan Tunas Cipta (Malaysia) dan Bahana (Brunei Darussalam)
Puisi-puisinya bisa ditemukan dalam sejumlah buku kumpulan bersama, antara lain, antologi puisi “Mimbar Penyair Abad 21” (1996), “Forum Pesta Penyair Jawa Tengah 1993” (1993), “Dari Negeri Poci II” (1994), “Dari Negeri Poci III”, “Antologi Puisi Indonesia” (1998), “Kicau Kepodang IV” (1997), “Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka” (1995), “Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia” (ed Korrie Layun Rampan, 2001) , “Surat Putih 2” (2002), “Kiara I” (2000), “Kiara II” (2003), “Aceh dalam Puisi” (2003), ”Bisikan Kata, Teriakan Kota” (2003), “Mahaduka Aceh” (2005), dan lain-lain.
Cerpennya bisa ditemukan dalam sejumlah antologi cerpen, seperti kumpulan cerpen “Kembang Manyang” (2000), “Dunia Perempuan” (ed. Korrie Layun Rampan, 2002), “Yang Dibalut Lumut” (CWI, 2003), “Kota yang Bernama dan Tak Bernama” (2003), “Bunga-Bunga Cinta” (Senayan Abadi, 2004), “Jika Cinta….” (Senayan Abadi, 2004).
Novelnya “Sintren”, dimuat bersambung harian Republika (akhir September 2004-awal Februari 2005), kemudian diterbitkan oleh Grasindo pada 2007. Novel itu masuk lima besar Khatulistiwa Literary Award 2007.
Novelnya yang lain “Perempuan Mencari Tuhan” juga dimuat bersambung di Republika, kini telah terbit menjadi buku (“Perempuan Mencari Tuhan”, Penerbit Republika 2007). Kumpulan cerpen tunggalnya “Kematian yang Indah” (Grasindo, 2005). Novel terbarunya “Nawang” (Pustaka Republika, 2009) dan “Weton” (Grasindo, Oktober 2009). Kini ia sedang menunggu terbit kumpulan esainya tentang perempuan berjudul “Satu Istri Saja Cukup”.
Tahun 1996 diundang dan mengikuti “Mimbar Penyair Abad 21” di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Desember 2003 diundang Dewan Kesenian Jakarta untuk baca puisi dalam forum “Temu Sastra Jakarta”. Kini tinggal di Perumahan Vila Pamulang, Blok Dj-7/8, Pondok Petir, Sawangan, Depok 16517, Email: dianing@gmail.com dan dianingwidya@yahoo.com. Facebook: http://www.facebook.com/dianingwy

SALAM UNTUKMU

Karya : Dianing Widya Yudhistira

Dengan sebukit malu
Kuuntai sajak ini
Tanpa tahu – berarti atau tak
Karena rindu hanya mampu bicara

Pengembaraanku padamu
Tak pernah bertepi
Dengan segala keterbatasan
Hakekatmu senantiasa menyelimuti dalam sepi
Pantaskah aku
Merajuk padamu
Bila nista dosa
Bikin engkau luruh

Batang, 1996

Keterangan : diambil dari Antologi Puisi "Kepodang 4" terbitan Taman Budaya Surakarta (1996) 


Biodata Penyair:
Dianing Widya Yudistira
DIANING WIDYA YUDHISTIRA, lahir di Batang 6 April 1974. Menulis puisi, cerpen dan resensi buku, mulai tahun 1992. Dipublikasikan ke berbagai media antara lain Republika, Media Indonesia, Koran Tempo, The Jakarta Post, Nova, Horison (Jakarta), Wawasan, Cempaka, Suara Merdeka (Semarang), Memorandum, Jawa Pos (Surabaya), Pikiran Rakyat (Bandung), Waspada (Medan), Serambi Indonesia (Banda Aceh), Suara Nusa (Nusa Tenggara Barat), Bali Pos (Denpasar), Majalah GEN dan Tunas Cipta (Malaysia) dan Bahana (Brunei Darussalam)
Puisi-puisinya bisa ditemukan dalam sejumlah buku kumpulan bersama, antara lain, antologi puisi “Mimbar Penyair Abad 21” (1996), “Forum Pesta Penyair Jawa Tengah 1993” (1993), “Dari Negeri Poci II” (1994), “Dari Negeri Poci III”, “Antologi Puisi Indonesia” (1998), “Kicau Kepodang IV” (1997), “Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka” (1995), “Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia” (ed Korrie Layun Rampan, 2001) , “Surat Putih 2” (2002), “Kiara I” (2000), “Kiara II” (2003), “Aceh dalam Puisi” (2003), ”Bisikan Kata, Teriakan Kota” (2003), “Mahaduka Aceh” (2005), dan lain-lain.
Cerpennya bisa ditemukan dalam sejumlah antologi cerpen, seperti kumpulan cerpen “Kembang Manyang” (2000), “Dunia Perempuan” (ed. Korrie Layun Rampan, 2002), “Yang Dibalut Lumut” (CWI, 2003), “Kota yang Bernama dan Tak Bernama” (2003), “Bunga-Bunga Cinta” (Senayan Abadi, 2004), “Jika Cinta….” (Senayan Abadi, 2004).
Novelnya “Sintren”, dimuat bersambung harian Republika (akhir September 2004-awal Februari 2005), kemudian diterbitkan oleh Grasindo pada 2007. Novel itu masuk lima besar Khatulistiwa Literary Award 2007.
Novelnya yang lain “Perempuan Mencari Tuhan” juga dimuat bersambung di Republika, kini telah terbit menjadi buku (“Perempuan Mencari Tuhan”, Penerbit Republika 2007). Kumpulan cerpen tunggalnya “Kematian yang Indah” (Grasindo, 2005). Novel terbarunya “Nawang” (Pustaka Republika, 2009) dan “Weton” (Grasindo, Oktober 2009). Kini ia sedang menunggu terbit kumpulan esainya tentang perempuan berjudul “Satu Istri Saja Cukup”.
Tahun 1996 diundang dan mengikuti “Mimbar Penyair Abad 21” di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Desember 2003 diundang Dewan Kesenian Jakarta untuk baca puisi dalam forum “Temu Sastra Jakarta”. Kini tinggal di Perumahan Vila Pamulang, Blok Dj-7/8, Pondok Petir, Sawangan, Depok 16517, Email: dianing@gmail.com dan dianingwidya@yahoo.com. Facebook: http://www.facebook.com/dianingwy

DALAM HENING

Karya : Dianing Widya Yudhistira

Suara siapa mengalun merdu
Di antara deru klakson serta peluh keringat
Menyusup melewati lorong-lorong kecil
Bikin rahang batinku merindu

Dan ketukan siapa
Di malam nan senyap
Saat gelisahku belum beranjak
Kau kah yang datang seperti janji

Batang, 1996

Keterangan : diambil dari Antologi Puisi "Kepodang 4" terbitan Taman Budaya Surakarta (1996)
Biodata Penyair :
Dianing Widya Yudistira
DIANING WIDYA YUDHISTIRA, lahir di Batang 6 April 1974. Menulis puisi, cerpen dan resensi buku, mulai tahun 1992. Dipublikasikan ke berbagai media antara lain Republika, Media Indonesia, Koran Tempo, The Jakarta Post, Nova, Horison (Jakarta), Wawasan, Cempaka, Suara Merdeka (Semarang), Memorandum, Jawa Pos (Surabaya), Pikiran Rakyat (Bandung), Waspada (Medan), Serambi Indonesia (Banda Aceh), Suara Nusa (Nusa Tenggara Barat), Bali Pos (Denpasar), Majalah GEN dan Tunas Cipta (Malaysia) dan Bahana (Brunei Darussalam)
Puisi-puisinya bisa ditemukan dalam sejumlah buku kumpulan bersama, antara lain, antologi puisi “Mimbar Penyair Abad 21” (1996), “Forum Pesta Penyair Jawa Tengah 1993” (1993), “Dari Negeri Poci II” (1994), “Dari Negeri Poci III”, “Antologi Puisi Indonesia” (1998), “Kicau Kepodang IV” (1997), “Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka” (1995), “Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia” (ed Korrie Layun Rampan, 2001) , “Surat Putih 2” (2002), “Kiara I” (2000), “Kiara II” (2003), “Aceh dalam Puisi” (2003), ”Bisikan Kata, Teriakan Kota” (2003), “Mahaduka Aceh” (2005), dan lain-lain.
Cerpennya bisa ditemukan dalam sejumlah antologi cerpen, seperti kumpulan cerpen “Kembang Manyang” (2000), “Dunia Perempuan” (ed. Korrie Layun Rampan, 2002), “Yang Dibalut Lumut” (CWI, 2003), “Kota yang Bernama dan Tak Bernama” (2003), “Bunga-Bunga Cinta” (Senayan Abadi, 2004), “Jika Cinta….” (Senayan Abadi, 2004).
Novelnya “Sintren”, dimuat bersambung harian Republika (akhir September 2004-awal Februari 2005), kemudian diterbitkan oleh Grasindo pada 2007. Novel itu masuk lima besar Khatulistiwa Literary Award 2007.
Novelnya yang lain “Perempuan Mencari Tuhan” juga dimuat bersambung di Republika, kini telah terbit menjadi buku (“Perempuan Mencari Tuhan”, Penerbit Republika 2007). Kumpulan cerpen tunggalnya “Kematian yang Indah” (Grasindo, 2005). Novel terbarunya “Nawang” (Pustaka Republika, 2009) dan “Weton” (Grasindo, Oktober 2009). Kini ia sedang menunggu terbit kumpulan esainya tentang perempuan berjudul “Satu Istri Saja Cukup”.
Tahun 1996 diundang dan mengikuti “Mimbar Penyair Abad 21” di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Desember 2003 diundang Dewan Kesenian Jakarta untuk baca puisi dalam forum “Temu Sastra Jakarta”. Kini tinggal di Perumahan Vila Pamulang, Blok Dj-7/8, Pondok Petir, Sawangan, Depok 16517, Email: dianing@gmail.com dan dianingwidya@yahoo.com. Facebook: http://www.facebook.com/dianingwy

Selasa, 06 September 2011

KASIDAH HAJI

Karya : Jumari HS

Aku berlayar di Laut Merah
Mengikuti bayangan Muhammad
Aku dayung jiwaku dengan syahadat
Menempuh pantai-Mu yang penuh rahmat

Aku tak peduli udara menyengat
Yang dikirim hamparan gurun pasir
Juga hujan tak pernah hadir
Tapi aku terus berlayar menyinggahi
Bermacam kedamaian bersama matahari
Dan rembulan
Air zamzam meluluhkan aku
Dalam tafakur panjang

Langit pun senantiasa terang
Burung-burung bertakbir
Beribu malaikat menembangkan sholawat
Ibrahim dan Ismail tersenyum di lantai surga
Dan aku Cuma bisa mengeja alif ba ta-Mu
Dari samar-samar hatiku.

Kudus, 1996. KPK.

Puisi Kasidah Haji di ambil dari Antologi "Menara 2" Cetakan Tahun 1997 Halaman 35.

Sekilas Biodata Penyair:
Jumari HS
JUMARI HS : Tiada hari tanpa menulis puisi, itu motto hidupnya saat ini. Boleh jadi karena itulah, dibanding penyair lain seangkatannya di Kudus, nama Jumari HS relatif cepat melejit. Puisi-puisinya dimuat di Suara Karya, Aneka, Kartika, Suara Merdeka, Wawasan, Suara Pembaruan, Suara Muhammadiyah, Krida dan lain-lain. Puisinya juga masuk dalam antologi Forum Penyair Jawa Tengah (1993), Serayu (1995), Kicau Kepodang 3 (1995), Menara (1993), Angin Ladang (1996), Menara 2 (1997), Sajak Kudus (1997), Masih Ada Menara (2004) dan masih banyak lagi. Karyawan sebuah pabrik rokok yang lahir di Kudus, 24 November 1965 ini, sekarang tinggal bersama seorang isteri dan 3 orang anak di Loram Kulon RT 01 RW 01 No. 34 Kudus.