Selamat datang di blog Puisi-Puisi Indonesia. Anda bisa ikut berpartisipasi dengan mengirimkan karya puisi, cerpen, artikel dan essai sastra beserta biodata dan foto diri Anda melalui email kami di izza.alqassam@gmail.com atau addin.shaumi@gmail.com. Mari kita dokumentasikan karya puisi kita untuk kita kita apresiasi guna memajukan sastra dan budaya Indonesia. Terima kasih.

Sabtu, 11 September 2010

DIPONEGORO

: Karya Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum jadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati
Maju

Ini barisan tak bergenderang berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu

Sekali berarti
Sudah itu mati

Maju

Bagimu negeri
Menyediakan api

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas

Sungguh pun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang

Download : Pembacaan Puisi "Diponegoro" Mp3

Download Video : Pembacaan Puisi "Diponegoro"

Minggu, 05 September 2010

BALLADA TERBUNUHNYA ATMO KARPO

W.S Rendra
                                                                                   : W.S Rendra


Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-pucuk para
mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok yang diburu
surai bau keringat basah, jenawipun telanjang.

Segenap warga desa mengepung hutan itu
dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri.

Satu demi satu yang maju terhadap darahnya
penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka.

---Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!
Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa.
Majulah Joko Pandan !  Di mana ia ?
Majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa.

Anak panah empat arah dan musuh tiga silang
Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang.

---Joko Pandan !  Di mana ia !
Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Bedah perutnya atapi masih setan ia
menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala.

--Joko Pandan! Di manakah ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa.

Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan
segala menyibak bagi reapnya kuda hitam
ridla dada bagi derunya dendam yang tiba.

Pada langkah pertama keduanya sama baja.
pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka.

Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
pesta abulan, sorak sorai, anggur darah.

Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang
Ia telah membunuh bapanya.

                                                 Dari : Ballada Orang-orang Tercinta


Download Video : Ballada Terbunuhnya Atmo Karpo